Ilmu tidak akan mati dan putus bila kita saling berbagai untuk meningkatkan pengetahuan dan pemikiran, kita butuh informasi yang valid dan berguna.

Menjelajah waktu untuk sebuah impian

Menggali informasi dan ilmu melalui internet menambah literasi

Mencari Ilmu Menembus Dunia Maya

Berekpresi dalam mengajar maupun belajar memanfaatkan internet sebagai medianya.

Membuat Strategi Pengajaran yang lebih Baik

Seorang pengajar harus lebih cerdas dalam mengajar anak didiknya.

Guru Harus Mengikuti Perkembangan Zaman (SIKON)

Mengikuti dunia milenial agar eksis dalam mengajar.

Guru Harus Bisa Berinovasi dan Berkreasi

Mencoba dan mencoba untuk lebih baik lagi daripada diam tidak bertindak.

Selasa, 05 Mei 2020

TRANSAKSI DIGITAL

Pengertian Transaksi Digital
Menurut Mursyidi (2010:39), pengertian transaksi adalah suatu kejadian dalam dunia bisnis dan tidak hanya pada proses jual-beli, pembayaran dan penerimaan uang. Namun juga akibat adanya kehilangan, kebakaran, arus, dan peristiwa lainnya yang dapat dinilai dengan uang.

Digital berasal dari kata Digitus, dalam bahasa yunani berarti jari jemari, sedangkan Transaksi yang dilakukan dengan perantara Alat elektronik atau digital.  Bisa itu melalui dunia maya atau aplikasi.  Yang dimana penjualan tidak langsung(tidak tatap muka) konsumen dan penjual.

Ketika menjalankan bisnis atau usaha, memilih metode pembayaran merupakan salah satu unsur pembangun ekosistem bisnis yang baik. Jenis metode pembayaranpun beragam, diantaranya adalah dengan transfer, tunai, debit, dan lainnya. Jika pembayaran secara tunai maka alat pembayaran  yang biasa digunakan adalah uang. Indonesia pada umumnya mengenal dua jenis, yaitu dengan uang kartal dan uang giral.
Penggunaan Uang Kartal di Indonesia
Mengutip dari situs Bank Indonesia, uang kartal adalah uang kertas, logam, komemoratif koin, dan uang kertas komemoratif yang dikeluarkan oleh bank sentral yang menjadi alat pembayaran yang sah di suatu negara.
Di Indonesia sendiri, uang kartal merupakan yang paling umum digunakan sebagai alat pembayaran. Adapun nominal uang kartal jenis logam hadir, mulai dari: Rp100, Rp200, Rp500 dan Rp1.000. Selain itu uang kartal jenis kertas hadir, mulai dari: Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000, Rp50.000, Rp100.000.
Pembayaran atau transaksi dengan alat tukar ini dapat dijumpai mulai dari pasar tradisional hingga supermarket. Selain mudah digunakan, uang kartal juga efisien saat melakukan transaksi langsung antara pembeli dan penjual.
Peredaran uang kartal sudah diatur oleh pemerintah melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011. Beredarnya uang kartal di masyakarat, mengutip dari kompas.com, menurut Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Nanang Hendarsyah, akan meningkat pada musim-musim tertentu. Seperti pada ramadhan dan lebaran, dimana uang kertas akan lebih banyak digunakan masyarakat muslim untuk menjalankan tradisi membagikan uang.
Ilustrasi
Memiliki Banyak Faktor Dalam Penyebarannya
Perayaan hari besar agama di Indonesia memang memiliki tradisi yang unik, yaitu membagi-bagi uang kepada sanak famili, khususnya kepada anak-anak. Tradisi seperti ini tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan uang selain jenis kertas ataupun koin.
Sementara itu, faktor lain yang mendukung peningkatan peredaran uang kartal adalah majunya pertumbuhan ekonomi. Menurut Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Suhaedi, kegiatan pembangunan sangat memengaruhi kebutuhan peredaran alat tukar. Saat itu peredaran uang kartal mencapai Rp694,8 Triliun. Sedangkan pada tahun 2016, Suhaedi menjelaskan, peredaran uang kartal sebesar RP612,5 Triliun.
Berdampak Pada Ekosistem Dagang
Peningkatan tersebut tentu akan memberi dampak yang baik bagi ekosistem dunia dagang di Indonesia. Menggunakan uang kartal sebagai alat pembayaran masih relevan dilakukan, sehingga persaingan bisnis akan semakin beragam jenisnya. Dalam menjaring ekosistem bisnis yang baik lagi lancar, jenis transaksi dewasa ini telah mempunyai ketelibatan secara khusus di masyarakat. Faktor utamanya adalah arus teknologi informasi yang semakin pesat dan merambah ke berbagai sektor.
Jika uang kartal dalam implementasinya dianggap masih relevan dan mudah dilakukan, oleh berbagai lapisan masyarakat, maka uang giral yang secara bentuk lebih ringkas juga menunjukkan efisiensi bertransaksi yang lebih mudah.
Ilustrasi
Implementasi Uang Giral Oleh Masyarakat Indonesia
Uang giral dapat diartikan sebagai uang yang dikeluarkan berupa cek ataupun bilyet giro. Jenis uang giral ini berbeda secara bentuk. Jika uang kartal terbuat dari kertas dan logam dengan nominal pasti, sedangkan uang giral ini dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan transaksi.
Mengutip dari Liputan6.com, antara uang giral biasanya hanya bisa digunakan pada kalangan tertentu, nominal yang ditulis harus sesuai dengan kebutuhan dan tidak terbatas, nilai nominalnya hanya dijamin oleh bank umum yang mengeluarkan, belum ada kepastian pembayaran. Lebih ringkasnya, uang giral ini sering dikeluarkan ketika perusahaan atau seseorang melakukan transaksi yang menggunakan cek ataupun bilyet giro.
Dalam perkembangan saat ini, uang giral secara umum paling banyak digunakan masyarakat adalah kartu debit dan kartu ATM (Automated Teller Machine), dan kartu kredit. Mudahnya melakukan transaksi dengan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), menjadikan masyarakat tidak lagi perlu membawa banyak uang kartal (kertas) ketika berbelanja ataupun melakukan transaksi.
Regulasi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK)
Regulasi yang harus dijalankan pemegang APMK (masyarakat) ini juga ditentukan oleh bank swasta yang mengeluarkan kartu tersebut. Seperti contohnya adanya potongan biaya administrasi setiap bulannya, atau batas minimal dan maksimal menyimpan saldo. Mengutip laman media Tirto.id, pada tahun 2017, transaksi yang dilakukan masyarakat Indonesia menggunakan kartu kredit mencapai angka Rp25,2 Triliun. Meski angka transaksi menggunakan APMK terbilang tinggi, namun pertumbuhannya rendah.
Masih menurut Tirto.id, transaksi menggunakan kartu ATM atau kartu kredit pada periode yang sama lebih besar pertumbuhannya ketimbang uang kartal. Pertumbuhan perbulan rata-rata sebesar 1.52 persen untuk kartu ATM dan 1.3 persen untuk kartu kredit. Berbeda dengan pertumbuhan uang kartal beredar perbulan rata-rata 1.15 persen.
Berdasarkan angka rata-rata pertumbuhan transaksi menggunakan kartu ATM atau kartu kredit tersebut dapat diasumsikan bahwa masyarakat Indonesia sudah lebih terbuka dengan transaksi selain menggunakan uang kartal. Dalam hal adalah uang berbentuk kartu.
Konversi Penggunaan Jenis Uang
Saat ini,  proses transaksi atau pembayaran juga sudah lebih mudah dengan kehadiran virtual account yang ada pada aplikasi perbankan. Biasanya aplikasi ini bisa digunakan pada smartphone dan juga gawai pintar lainnya. Kehadiran alat tukar digital ini dirasa lebih efisien dan cepat dalam melakukan pembayaran.
Pesatnya perkembangan uang digital dalam melakukan transaksi, khususnya bagi masyarakat Indonesia, tidak akan mengganti uang kartal dan giral sebagai alat pembayaran yang sah.
Berdasarkan penjelasan tersebut,kemajuan teknologi digital ini yang semakin membuat ekosistem dalam dunia usaha atau bisnis akan semakin baik pertumbuhannya. Terutama dalam menjalankan arus keuangan. Anda juga harus memilih secara cermat penggunaan jenis uang yang tersedia, agar seluruh pembayaran bisa dilakukan secara efisien dan juga aman. Dapatkan konten terbaik lainya dari Mbizmarket untuk peluang usaha yang lebih baik.

Share:

soeswan.blogspot.com

Ayoo Belajar