Pengertian Transaksi Digital
Menurut Mursyidi
(2010:39), pengertian transaksi adalah suatu kejadian dalam dunia bisnis dan
tidak hanya pada proses jual-beli, pembayaran dan penerimaan uang. Namun juga
akibat adanya kehilangan, kebakaran, arus, dan peristiwa lainnya yang dapat
dinilai dengan uang.
Digital berasal dari
kata Digitus, dalam bahasa yunani berarti jari jemari, sedangkan Transaksi yang
dilakukan dengan perantara Alat elektronik atau digital. Bisa itu melalui
dunia maya atau aplikasi. Yang dimana penjualan tidak langsung(tidak
tatap muka) konsumen dan penjual.
Ketika
menjalankan bisnis atau usaha, memilih metode pembayaran merupakan salah satu
unsur pembangun ekosistem bisnis yang baik. Jenis metode pembayaranpun beragam,
diantaranya adalah dengan transfer, tunai, debit, dan lainnya. Jika pembayaran
secara tunai maka alat pembayaran yang biasa digunakan adalah uang.
Indonesia pada umumnya mengenal dua jenis, yaitu dengan uang kartal dan uang
giral.
Penggunaan Uang Kartal di Indonesia
Mengutip dari situs Bank Indonesia, uang
kartal adalah uang kertas, logam, komemoratif koin, dan uang
kertas komemoratif yang dikeluarkan oleh bank sentral yang menjadi alat
pembayaran yang sah di suatu negara.
Di
Indonesia sendiri, uang kartal merupakan yang paling umum digunakan sebagai
alat pembayaran. Adapun nominal uang kartal jenis logam hadir, mulai dari:
Rp100, Rp200, Rp500 dan Rp1.000. Selain itu uang kartal jenis kertas hadir,
mulai dari: Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000, Rp50.000, Rp100.000.
Pembayaran
atau transaksi dengan alat tukar ini dapat dijumpai mulai dari pasar
tradisional hingga supermarket. Selain mudah digunakan, uang kartal juga
efisien saat melakukan transaksi langsung antara pembeli dan penjual.
Peredaran uang kartal sudah diatur oleh pemerintah
melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011. Beredarnya uang
kartal di masyakarat, mengutip dari kompas.com, menurut Direktur Eksekutif
Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Nanang Hendarsyah, akan
meningkat pada musim-musim tertentu. Seperti pada ramadhan dan lebaran, dimana
uang kertas akan lebih banyak digunakan masyarakat muslim untuk menjalankan
tradisi membagikan uang.
Ilustrasi
Memiliki Banyak Faktor Dalam Penyebarannya
Perayaan
hari besar agama di Indonesia memang memiliki tradisi yang unik, yaitu
membagi-bagi uang kepada sanak famili, khususnya kepada anak-anak. Tradisi
seperti ini tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan uang selain jenis kertas
ataupun koin.
Sementara itu, faktor lain yang mendukung peningkatan peredaran uang kartal
adalah majunya pertumbuhan ekonomi. Menurut Direktur Eksekutif
Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Suhaedi, kegiatan pembangunan
sangat memengaruhi kebutuhan peredaran alat tukar. Saat itu peredaran uang
kartal mencapai Rp694,8 Triliun. Sedangkan pada tahun 2016, Suhaedi menjelaskan,
peredaran uang kartal sebesar RP612,5 Triliun.
Berdampak
Pada Ekosistem Dagang
Peningkatan
tersebut tentu akan memberi dampak yang baik bagi ekosistem dunia dagang di
Indonesia. Menggunakan uang kartal sebagai alat pembayaran masih relevan
dilakukan, sehingga persaingan bisnis akan semakin beragam jenisnya. Dalam
menjaring ekosistem bisnis yang baik lagi lancar, jenis transaksi dewasa ini
telah mempunyai ketelibatan secara khusus di masyarakat. Faktor utamanya adalah
arus teknologi informasi yang semakin pesat dan merambah ke berbagai sektor.
Jika uang kartal dalam implementasinya dianggap masih relevan dan mudah dilakukan, oleh berbagai
lapisan masyarakat, maka uang giral yang secara bentuk lebih ringkas juga
menunjukkan efisiensi bertransaksi yang lebih mudah.
Ilustrasi
Implementasi Uang Giral Oleh Masyarakat Indonesia
Uang giral dapat diartikan sebagai uang yang dikeluarkan
berupa cek ataupun bilyet giro. Jenis uang giral ini berbeda secara bentuk.
Jika uang kartal terbuat dari kertas dan logam dengan nominal pasti, sedangkan
uang giral ini dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan transaksi.
Mengutip
dari Liputan6.com, antara uang giral biasanya hanya bisa digunakan pada
kalangan tertentu, nominal yang ditulis harus sesuai dengan kebutuhan dan tidak
terbatas, nilai nominalnya hanya dijamin oleh bank umum yang mengeluarkan,
belum ada kepastian pembayaran. Lebih ringkasnya, uang giral ini sering
dikeluarkan ketika perusahaan atau seseorang melakukan transaksi yang
menggunakan cek ataupun bilyet giro.
Dalam perkembangan saat ini, uang giral secara umum paling banyak digunakan masyarakat
adalah kartu debit dan kartu ATM (Automated Teller Machine), dan kartu kredit.
Mudahnya melakukan transaksi dengan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK),
menjadikan masyarakat tidak lagi perlu membawa banyak uang kartal (kertas)
ketika berbelanja ataupun melakukan transaksi.
Regulasi
Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK)
Regulasi yang harus dijalankan pemegang APMK (masyarakat) ini juga
ditentukan oleh bank swasta yang mengeluarkan kartu tersebut. Seperti contohnya
adanya potongan biaya administrasi setiap bulannya, atau batas minimal dan
maksimal menyimpan saldo. Mengutip laman media Tirto.id, pada tahun 2017,
transaksi yang dilakukan masyarakat Indonesia menggunakan kartu kredit mencapai angka Rp25,2 Triliun. Meski
angka transaksi menggunakan APMK terbilang tinggi, namun pertumbuhannya rendah.
Masih
menurut Tirto.id, transaksi menggunakan kartu ATM atau kartu kredit pada
periode yang sama lebih besar pertumbuhannya ketimbang uang kartal. Pertumbuhan
perbulan rata-rata sebesar 1.52 persen untuk kartu ATM dan 1.3 persen untuk
kartu kredit. Berbeda dengan pertumbuhan uang kartal beredar perbulan rata-rata
1.15 persen.
Berdasarkan
angka rata-rata pertumbuhan transaksi menggunakan kartu ATM atau kartu kredit
tersebut dapat diasumsikan bahwa masyarakat Indonesia sudah lebih terbuka
dengan transaksi selain menggunakan uang kartal. Dalam hal adalah uang
berbentuk kartu.
Konversi
Penggunaan Jenis Uang
Saat ini, proses transaksi atau pembayaran juga sudah lebih mudah
dengan kehadiran virtual account yang ada pada
aplikasi perbankan. Biasanya aplikasi ini bisa digunakan pada smartphone dan juga gawai pintar lainnya.
Kehadiran alat tukar digital ini dirasa lebih efisien dan cepat dalam melakukan
pembayaran.
Pesatnya
perkembangan uang digital dalam melakukan transaksi, khususnya bagi masyarakat
Indonesia, tidak akan mengganti uang kartal dan giral sebagai alat pembayaran
yang sah.
Berdasarkan penjelasan tersebut,kemajuan
teknologi digital ini yang semakin membuat ekosistem dalam dunia usaha atau
bisnis akan semakin baik pertumbuhannya. Terutama dalam menjalankan arus
keuangan. Anda juga harus memilih secara cermat penggunaan jenis uang yang
tersedia, agar seluruh pembayaran bisa dilakukan secara efisien dan juga aman.
Dapatkan konten terbaik lainya dari Mbizmarket untuk
peluang usaha yang lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar